TRADISI NIROK-NANGGOK MASYARAKAT BELITUNG: SEJARAH DAN KAIDAH MATEMATIS

Main Article Content

Fiki Alghadari

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji sejarah dan kaidah matematis pada tradisi nirok-nanggok di pulau Belitung. Nirok-nanggok adalah upacara adat yang menunjukan rasa syukur, dilakukan beramai-ramai, dan dipandu oleh seorang pemimpin. Tujuan penulisan artikel ini adalah untuk mengetahui kaidah matematis apa yang tersirat dalam tradisi nirok-nanggok, dan bagaimana kontekstual kaidah matematis dalam tradisi nirok-nanggok tersebut. Studi ini dipandang sebagai salah satu bentuk nyata bahwa dalam tradisi tidak semata-mata hanya menonjolkan adat istiadat dan norma saja, namun dengan sudut pandang tertentu dapat dijadikan bahasan bahwa suatu tradisi telah terkonsep secara matematis. Tradisi budaya daerah yang memuat kaidah matematis ini dapat dijadikan sebagai salah satu contoh kontekstual dalam belajar matematika. Berdasarkan hasil kajian, disimpulkan bahwa kaidah matematis yang tersirat dalam tradisi nirok-nanggok adalah teori peluang. Kontekstual budaya nirok-nanggok dicontohkan sesuai dengan konsep peluang kejadian independen, peluang kejadian bersyarat, dan frekuensi harapan. Kaidah peluang merupakan teori prediksi dan bukan suatu kepastian, sehingga suatu kejadian yang diprediksi merupakan kejadian yang mungkin akan terjadi dan mungkin juga tidak terjadi

Article Details

How to Cite
Alghadari, F. (2017). TRADISI NIROK-NANGGOK MASYARAKAT BELITUNG: SEJARAH DAN KAIDAH MATEMATIS. Kalamatika: Jurnal Pendidikan Matematika, 2(1), 39-50. https://doi.org/10.22236/KALAMATIKA.vol2no1.2017pp39-50
Section
Article
Author Biography

Fiki Alghadari, Pendidikan Matematika STKIP Kusuma Negara Jakarta

Dosen Pendidikan Matematika STKIP Kusuma Negara Jakarta

References

Adjin, A. H., Salim Y.A.H., & Sahib, R. (2014). Sejarah Perjuangan Rakyat Belitung (1924-1950). Bangka Belitung : Kantor Kerasipan dan Perpustakaan Kabupaten Belitung.

Atmaja, I.M.D. (2014). Ethnomatematika Pencipta Lagu dan Kaitannya dengan Materi Pembelajaran Matematika. Jurnal Santiaji Pendidikan, 4(1), 1-14.

Bamboe. (2011, Oktober 1). Belitung Tour Guide: Belitong. Diperoleh dari http://belitungtourguide.blogspot.co.id/.
Edgina, N. (2015, September 10). Nanggok. Diperoleh dari goo.gl/uMcwnr.

Heru. (2011). Nirok dan Nanggok. Diperoleh Maret 17, 2017 dari http://jelajahbelitung.com/2011/06/05/nirok-nanggok/.
Nisafani, A. S., Muqtadiroh, F. A., & Nugraha, N. F. (2014). Analisis dan Perancangan WikiBudaya dalam Rangka Melestarikan Budaya Bangsa dan Kearifan Lokal Nusantara. Jurnal SISFO, 5(2), 146-158.

Pulau Belitung. (2017). Diperoleh Maret 17, 2017 dari Pulau Belitung Wiki: https://id.wikipedia.org/wiki/Pulau_Belitung.

Prambudi, I. (2010). Perubahan Mata Pencaharian dan Nilai Sosial Budaya Masyarakat (Studi Deskriptif Kualitatif Tentang Hubungan Perubahan Mata Pencaharian Dengan Nilai Sosial Budaya Masyarakat di Desa Membalong, Kecamatan Membalong, Belitung). (Doctoral dissertation, Universitas Sebelas Maret).

Rachman, M. (2012). Konservasi Nilai dan Warisan Budaya. Indonesian Journal of Conservation, 1(1), 30-39.

Raharjo, M. (2008). Pembelajaran Peluang SMA. Yogyakarta: DEPDIKNAS.

Rakhmawati, M.R. (2016). Aktivitas Matematika Berbasis Budaya pada Masyarakat Lampung. Jurnal Pendidikan Matematika, VII(2), 131-144.

Tandililing, P. (2016). Etnomatematika Toraja (Eksplorasi Geometris Budaya Toraja). Jurnal Ilmiah Matematika dan Pembelajarannya, 1(1), 37-46.

Triwardani, R., & Rochayanti, C. (2014). Implementasi Kebijakan Desa Budaya dalam Upaya Pelestarian Budaya Lokal. Reformasi, 4(2). 102-110.

Ubayanti, C. S., Lumbantobing, H., & Manurung, M. M. (2016). Eksplorasi Etnomatematika pada Sero (Set Net): Budaya Masyarakat Kokas Fakfak Papua Barat. Jurnal Ilmiah Matematika dan Pembelajarannya, 2(1), 11-17.

Yunarti, T. (2014). Desain Didaktis Teori Peluang SMA. Jurnal Pendidikan MIPA, 15(1). 15-20.